Selasa, 05 Desember 2017

MENDENGARKAN TANPA MENGHAKIMI






Bagaimana caranya mendengarkan tanpa perlu menghakimi?

Kita semua sama, sama-sama makhluk yang berkomposisi tanah, sama-sama hidup di atas tanah, sama-sama akan kembali ke tanah. Mungkin cara kita melihat hidup saja yang berbeda-beda. Lalu kenapa jika berbeda? Apakah itu lantas membuat kita  pantas untuk menghakimi satu sama lainnya? Mengatakan bahwa si A salah, si B buruk, dan berbagai penghakiman lainnya. 


Jujur, aku mulai semakin terganggu dengan diriku sendiri serta orang-orang yang tak pernah berhenti memberi penghakiman. Maksudku, pada beberapa waktu, beberapa orang hanya butuh untuk didengarkan, pada beberapa waktu, beberapa orang tidak butuh penilaian apakah ia salah atau benar.

Kita tidak pernah tahu, bagaimana seseorang melalui masalalunya, bagaimana seseorang menghadapi hari-harinya, bagaimana seseorang merencanakan masa depannya. Bisa jadi satu kalimat penghakiman yang kita lontarkan membuatnya menyesali apa yang telah ia lakukan di masa lalunya, membuatnya tidak lagi ingin menghadapi hari-harinya, membuatnya menyerah mewujudkan masa depannya. Kita tidak pernah tahu.

Kalimat mempunyai kekuatan yang mampu merubah hidup seseorang.

Mungkin terdengar klise, tapi memang begitulah nyatanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar