![]() |
source: om google |
Percayalah,
dia selalu ada. Bahkan di setiap sudut kecil di dunia ini. dia akan selalu
mengikutimu, dia akan selalu ada di dekatmu. Tapi jangan khawatir, dia
mengkutimu bukan karena dia ingin mengganggumu. Dia hanya berharap kau dapat
mendengarkan apa yang dia sampaikan, atau mungkin dia ingin kau mengantikan
tempat yang sudah lama ingin ia tinggalkan . Sesekali menolehlah ke arah
pintumu. Terkadang dia berdiri di sana
mengawasi, dan menunggumu membukakan pintu untuknya.
***
Suara berisik gesekan dan benturan benda keras menghantui telingaku. Aku yakin sekali hari ini aku akan kehilangan jatah tidur siangku, bahkan aku tak pernah seyakin ini. entah sudah keberapa kalinya aku merubah posisi tidurku, tapi tetap saja aku tidak bisa terbang menuju dunia mimpiku. Ya, semua ini disebabkan oleh seorang bocah ingusan yang cengeng. Ingin sekali kulempar bocah itu ke hutan belantara yang terdapat di seberang rumah, tapi seberapa kuatpun aku berusaha, aku tidak akan pernah bisa melakukannya. Ya tentu saja aku tak bisa, bisa kalian bayangkan bagaimana seorang manusia abnormal sepertiku melempar seorang bocah hantu yang entah telah berapa lama menghuni rumahku, bisa-bisa ketidak normalanku sampai diambang batas. Pada akhirnya aku hanya bisa melempar sebuah buku besar yang tentu saja hanya mengenai ruang hampa. Mungkin hanya ruang hampa bagi kalian yang normal, tidak bagi orang yang tidak normal sepertiku. Bagiku, ruang hampa terlihat sesak, bahkan sangat sesak. Berbagai macam benda yang tak kukenali berserakan di sana. Semua benda aneh itu dibawa oleh bocah hantu ingusan itu, aku tak tahu dari mana semua benda itu ia dapatkan, dan untuk apa. Tapi aku benar-benar tidak peduli dengan semua itu, yang aku pedulikan sekarang adalah bagaimana agar aku tetap bisa menikmati tidur siangku.
***
Siall!! jam dinding tua yang menggantung rapi di dinding rumahku sudah
menunjukkan pukul 10 malam. Tapi aku masih belum beranjak dari tidurku. Aku
masih berusaha agar aku bisa tertidur tanpa harus terganggu oleh suara-suara
sialan itu, aku sudah kehilang jatah tidur siangku, jadi sekarang aku tidak mau
kehilangan jatah tidur yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia normal,
errr mungkin abnormal dalam kasusku.
Entah sudah berapa kali umpatan kasar keluar dari mulutku, tapi tetap saja si bocah ingusan itu sibuk dengan benda-benda anehnya. Sesekali dia hanya melihat datar ke arahku, tapi sesekali juga dia menangis ketika buku yang kulempar jatuh tepat di atas kepalanya yang sedikit aneh bagiku dengan beberapa helai rambut yang tumbuh di sisi tertentu. Karena aku sudah mulai lelah, aku menghiraukannya, sekarang yang bisa kulakukan hanyalah menganggap seakan suara berisik itu adalah alunan lagu merdu. Beberapa saat setelah kubiarkan, suara berisik sialan itu hilang, berganti menjadi suasana yang sangat sepi mencekam. Aku membalikkan badanku, berharap bisa menemukan alasan dari hilangnya suara berisik itu. ya tepat sekalih, si bocah sialan itu tidak lagi berkutat dengan barang-barang anehnya, melainkan ia sekarang menatap kearah pintu. Seakan ada seseorang di sana, aku pun juga ikut mengalihkan pandanganku kesana tapi aku tak melihat apapun. Sang bocah hantu itu menunjuk ke arah pintu, seakan ia ingin memberi tahuku bahwa seseorang disana sedang mengawasiku. Jika memang ada seseorang dalam bentuk apapun disana, aku pasti bisa melihatnya secara aku memiliki sesuatu yang membuatku menjadi gadis teraneh yang pernah ada. Tapi aku tidak melihat apapun disana, aku meninggalkan tempat tidurku, menuju ke arah pintu, berharap bisa menemukan sesuatu yang di tunjuk oleh si bocah ingusan.
Aku melangkah mendekati pintu, aku memutar knopnya. Sebuah tangan putih pucat berlumuran darah muncul dari balik pintu, seakan sedang mencari-cari sesuatu, ketika tangan itu menyentuh tanganku, tangan tersebut secara kasar menarik tanganku, memaksaku masuk ke sebuah tempat yang ku yakini adalah tempat yang buruk, dan yep betul sekali, sekarang aku berada di tempat di mana semua hal terlihat sangat buruk, bahkan terlalu buruk untuk dilihat. Ini adalah tempat terburuk yang pernah kulihat. Aku mencari pintu untuk kembali, tapi aku tak dapat menemukannya, dan disinilah aku sekarang terjebak dalam waktu yang lama menunggu seseorang yang dapat kutarik tangannya untuk menggantikanku di sini. Sesekali cek lah pintumu, siapa tahu ada aku di sana yang sedang menunggumu untuk menggantikan posisiku.
Entah sudah berapa kali umpatan kasar keluar dari mulutku, tapi tetap saja si bocah ingusan itu sibuk dengan benda-benda anehnya. Sesekali dia hanya melihat datar ke arahku, tapi sesekali juga dia menangis ketika buku yang kulempar jatuh tepat di atas kepalanya yang sedikit aneh bagiku dengan beberapa helai rambut yang tumbuh di sisi tertentu. Karena aku sudah mulai lelah, aku menghiraukannya, sekarang yang bisa kulakukan hanyalah menganggap seakan suara berisik itu adalah alunan lagu merdu. Beberapa saat setelah kubiarkan, suara berisik sialan itu hilang, berganti menjadi suasana yang sangat sepi mencekam. Aku membalikkan badanku, berharap bisa menemukan alasan dari hilangnya suara berisik itu. ya tepat sekalih, si bocah sialan itu tidak lagi berkutat dengan barang-barang anehnya, melainkan ia sekarang menatap kearah pintu. Seakan ada seseorang di sana, aku pun juga ikut mengalihkan pandanganku kesana tapi aku tak melihat apapun. Sang bocah hantu itu menunjuk ke arah pintu, seakan ia ingin memberi tahuku bahwa seseorang disana sedang mengawasiku. Jika memang ada seseorang dalam bentuk apapun disana, aku pasti bisa melihatnya secara aku memiliki sesuatu yang membuatku menjadi gadis teraneh yang pernah ada. Tapi aku tidak melihat apapun disana, aku meninggalkan tempat tidurku, menuju ke arah pintu, berharap bisa menemukan sesuatu yang di tunjuk oleh si bocah ingusan.
Aku melangkah mendekati pintu, aku memutar knopnya. Sebuah tangan putih pucat berlumuran darah muncul dari balik pintu, seakan sedang mencari-cari sesuatu, ketika tangan itu menyentuh tanganku, tangan tersebut secara kasar menarik tanganku, memaksaku masuk ke sebuah tempat yang ku yakini adalah tempat yang buruk, dan yep betul sekali, sekarang aku berada di tempat di mana semua hal terlihat sangat buruk, bahkan terlalu buruk untuk dilihat. Ini adalah tempat terburuk yang pernah kulihat. Aku mencari pintu untuk kembali, tapi aku tak dapat menemukannya, dan disinilah aku sekarang terjebak dalam waktu yang lama menunggu seseorang yang dapat kutarik tangannya untuk menggantikanku di sini. Sesekali cek lah pintumu, siapa tahu ada aku di sana yang sedang menunggumu untuk menggantikan posisiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar