Tidak ada lagi mimpi itu.
Tidak ada lagi rencana-rencana luar
biasa itu.
Semuanya sudah hancur.
Sudahlah, biarkan saja.
Yang akan terjadi, terjadilah!
Aku
mulai rindu masa kecilku. Masa di mana aku tidak perlu mengkhawatirkan apapun.
Masa di mana aku bisa dengan bebas mengatakan “Aku ingin menjadi ini” “Aku
ingin menjadi itu” ini itu banyak sekali /eh/.
Tapi sialnya, waktu berjalan terlalu cepat. Terlalu
banyak yang berubah. Yang sama tinggallah aku bersama mimpi-mimpi yang sudah
nyaris bersatu dengan udara.
Aku takut. Aku takut untuk banyak hal. Aku
merasa tak nyaman, aku merasa tak nyaman tentang segala hal. Terlalu banyak hal
yang ingin aku tangisi. terlalu banyak yang ingin aku sesali. “Kenapa aku tidak
boleh ke sana?” “Kenapa aku tidak boleh begitu?” “Kenapa aku harus kesini?”
“Kenapa aku harus begini?” Semuanya melelahkan, aku merasa sedang melakoni
skenario yang tidak aku inginkan. Gelap, mencekam, tidak ada harapan.
Aku terlalu lelah untuk sekedar mengatakan
“Aku baik-baik saja” saat tidak ada satupun yang baik. Aku tidak tahu harus
menjawab apa saat ada yang bertaya “Apa yang salah denganmu?” Saat tidak ada
satupun yang benar. Ini melelahkan.Tidak! Ini sudah terlalu menyakitkan. aku
sudah tidak tahan. Biarkan saja, biarkan aku untuk sekali ini saja. Biarkan aku
berteriak lantang, menembus gendang telinga setiap orang. Aku sudah bosan diam.
Aku ingin berdiri di puncak yang aku impikan.
Jangan
percaya! Aku tidak benar-benar berteriak. Semuanya tercekat di tenggorokan,
tidak bisa kutelan ataupun kumuntahkan. Aku hanya bisa diam. Membiarkan udara
menembus keheningan. Ya, aku berteriak dalam diam. Hanya aku yang bisa
mendengarnya, sekuat apapun aku menutup telinga, aku bisa mendengarnya.
Tidak
bisakah aku dimengerti?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar